Postingan

Menampilkan postingan dari 2011

Di mana ada kami di situ ada Joni

Gambar
       Perjalanan kami, dua bocah dodol berlanjut ke Gili Trawangan. Awalnya kami ingin langsung pergi ke Bali, namun om Nanu menganjurkan kami agar balik ke Mataram dulu, menginap sehari lagi, baru lanjut ke Bali. Kami berdua sepakat untuk meninggalkan setengah barang-barang kami di rumah om Nanu, sehingga kami hanya membawa perbekalan untuk ke Gili Trawangan saja. Lebih asiknya lagi, kami diantar oleh om Nanu ke pelabuhan Bangsal, sehingga tidak perlu keluar ongkos ,hihi.         Suasana pelabuhan Bangsal cukup ramai. Segala tukang jualan ada di sana, dari yang jualan kacamata, tiket perahu, abang-abang yang numpang nongkrong untuk ngeceng sambil ngeliatin bule-bule berlalu lalang. Sambil menunggu antrian perahu, kami diingatkan oleh si om, “Kalian jangan lupa bawa  sunblock ya. Kacamata item juga udah bawa kan?” tanya om Nanu. Kami kontan berkoor ria, “Udah dong ooooom, masa ke pantai gak bawa sunblock . Udah ada di tas masing-masing kok om,tenang aja.” jawab kami terkekeh. “Untuk

Perjalanan Mencekam dari Kuta Lombok menuju Cakranegara…

Gambar
               Setelah main air dan surfing beberapa jam, kami akhirnya memutuskan untuk segera pulang.  Kami melewati lapangan yang penuh dengan warga sekitar dan sedikit bule. “Eh Pi, apaan tuh rame-rame di lapangan?” tanya saya bingung. “Rame banget. Apa ini yang dibilang si pelatih surfing tadi, ada acara adat gitu?” tambah saya. “Mana gw tau Mal, gw lagi nyetir ini, ya udah kita ke sana aja gimana? Lagian di sebelah lapangan ada pantai juga, kita ngaso en makan aja disitu. Lafaar ini gw” sahut Sapi. Kami segera mencari parkiran. Kebetulan juga ada beberapa mobil yang parkir di sana, jadi kami merasa aman.  Entah kenapa dalam trip ini, kata tanya “aman gak” sering keluar dari mulut saya. Berhubung saya baru pertama kali ke Lombok dan berdua doang, institusi saya yang tadinya nol alias apa yang diliat pasti aman-aman saja, jadi meningkat, mungkin standarnya jadi 8 kalo paling tinggi persentase nilainya 10. Dari gosip, desas-desus, mengenai Kuta Lombok saja udah membuat saya waspa

Para Amatir Belajar Surfing di Kuta Lombok

Gambar
Sebelum trip dimulai, saya udah   menekankan   ke travel mate tercinta, Sapi, kalo saya ingin belajar surfing di sepanjang pantai yang memang bisa buat surfing . Kuta Lombok merupakan pantai yang tepat untuk belajar surfing . Menurut saya pada awalnya.Tapi setelah kami berdua sampai di sana, sepertinya Kuta Lombok bukan tempat yang tepat untuk para amatir yang benar-benar baru ingin belajar surfing. Begini ceritanya… Untuk perjalanan ke Kuta Lombok, saya excited sekali, karena akan belajar surfing di sana. Awalnya Sapi gak mau ikutan, Karena mahal. Ya, memang lumayan mahal. Harga untuk belajar surfing di Kuta Lombok, dibandrol Rp 300.000,-, sudah termasuk sewa papan surfing , di ajari pelatih dan dipinjami kaos.   Sebelum kami menuju Kuta, Sapi tiba-tiba ingin pergi ke pantai di daerah Sekotong, yang berbeda arah dengan Kuta. Ini akibat termakan omongan tante Eti ketika kami sedang sarapan di rumahnya. “Hari ini kalian mau ke Kuta ya? Kenapa gak ke daerah Sekotong sekalian, ada pan

Bermotor ria ke pantai Sengigi

Gambar
Masih pada hari yang sama ketika kami berkunjung ke taman Narmada beserta pura-pura yang beken di Lombok..... Matahari masih bersinar terik dan saya sudah mulai bosan menunggu Sapi yang sedang asyik berkeliling pura. Beberapa menit kemudian Sapi nongol. Yipiee, akhirnya tuh bocah nongol juga. Saatnya lanjut ke pantai Sengigi. Kami tidak mengira perjalanan menuju Sengigi amat sangat memacu adrenalin. Apalagi kalau menggunakan motor.   Ah Sapi, elo emang berbakat untuk nyetir motor seharian. Meski elo bilang udah lama gak pernah naik motor, dan agak kagok naik motor matic, buktinya kan kita selamat melalui jalan naik turun serta kelokan tajam yang terdapat di daerah Senggigi tersebut. Kekeke:D.  Dalam perjalanan menuju Sengigi, saya melihat banyak turis yang lalu lalang di sekitar hotel-hotel dan warnet yang terdapat di sana. Lalu saya melihat cowo bule backpacker yang sedang berjalan bersama temannya. Dia membawa backpack berukuran sedang dipunggungnya, gitar, papan surfing berukuran

Berkunjung ke Taman Narmada, Pura Suranadi, dan Pura Lingsar (Lombok)

Gambar
Akhirnya setelah perjalanan 3 hari 2 malam naik bus Safari Dharma, kami tiba di Mataram.  Perjalanan dengan menggunakan bus, ternyata menyenangkan juga. Bertemu dengan maba pecinta alam, yang akan diinisiasi di gunung Rinjani, bapak supir dan kenek yang  kocak, satu keluarga kecil dengan bayi yang nge- rock abis, mbak party animal , sampe mas-mas bau jempol kaki yang duduk di belakang kami persis. Setidaknya yang menjadi korban bau kaki bukan saya, tapi travel mate saya, Sapi. Peace :D.  Sebelum penumpang bus Safari Dharma bubar, kami sempat berfoto ria, untuk kenangan bahwa kami pernah menjadi satu keluarga dalam bus malam tersebut. Para penumpang bus malam Safari Dharma :D Lalu kami menginap di rumah om Nanu, salah satu anggota keluarga ipar dari ibu saya. Hari pertama, kami berencana untuk berkunjung ke pura  dan pantai Sengigi.  Beruntungnya kami, ternyata tante Eti, istrinya om Nanu, punya motor matic nganggur. Dan sang tante gak berkeberatan untuk minjemin motornya itu.  Just

Destinasi : Lombok, Gili Trawangan, Bali dan Jawa Timur

   Pada akhir Juni 2011, akhirnya saya resmi resign dari tempat kerja. Sedih sih, karena orang-orang yang kerja di sana semuanya asik dan memiliki hati yang seluas samudra (agak lebay dikit). Dan saya pasti juga akan kangen dengan murid-murid yang pernah saya ajar. Akhirnya momen yang ditunggu datang juga. Keberangkatan tanggal 9 Juli 2011 telah di- booking . Sapi dan saya sepakat untuk pergi dengan menggunakan bis Safari Dharma Raya, dengan total waktu perjalanan 3 hari 2 malam. Siap-siap butuh pijat badan pas di Lombok! Dan yihaaa, kami berangkat!!!   Jujur saja, untuk trip kali ini saya deg-degan setengah mati. Bukannya kenapa-napa, terkadang untuk bepergian di negeri sendiri, dengan berdua saja agak riskan. Dan kebetulan, kami adalah dua cewe yang agak dodol tapi pinter terkadang (tetap gak mau ngaku kalo dirinya bodoh). Tapi toch perjalanan ini kami lakukan juga, karena itu merupakan salah satu mimpi kami yang harus dijadikan kenyataan :).

Free as bird! yuhuuuuuuuuuuiii

Gambar

Pembicaraan Dua Tahun Lalu

   Teringat pembicaraan yang secara tidak sengaja terjadi antara dua mahasiswi, yang satu sudah tahu ingin menjadi apa. Sebut saja teman saya itu, Sapi (memang nama panggilan dia). Dan yang satunya lagi masih planga-plongo gak tahu mau jadi apa, yaitu saya.  Kita iseng-iseng mengobrolkan tentang traveling keliling Indonesia. Setidaknya separuh dari negeri indah ini, harus kita jelajahi. Pembicaraan acak kadul tersebut terjadi ketika kita selesai kuliah yang pelajarannya luar biasa absurd (Sastra Belanda mata kuliahnya mana ada yang gak absurd). Tepat kurang lebih dua tahun yang lalu, tahun 2009. Dan memang kita berniat dua tahun setelah lulus kita pergi ala backpacker.    Dan ternyata setelah kelulusan, saya langsung pergi ke negeri kincir angin sebagai Aupair untuk setahun. Lumayan itung-itung pengalaman, memperlancar bahasa, dan keliling Eropa. Saya ingin menekankan satu hal di sini, setelah lulus kuliah sebenarnya saya lupa pernah janji atau membicarakan traveling keliling Indone