Postingan

  Saatnya Pulang ke Jakarta   Sebenarnya saya hanya ingin mengakhiri tulisan tentang backpacking ini. Namun, nanggung bener, kegalauan saya setelah melakukan backpacking seharusnya saya tulis juga kan? Supaya lebih afdol. Hari terakhir di Pacitan saya mendapatkan telepon dari calon hostfamily saya. Jadi begini ceritanya. Seperti yang sudah saya bahas sebelumnya, saya melakukan backpacking ini karena galau. Gak tau sehabis mengundurkan diri jadi guru mau ngapain . Sehingga saya mencoba untuk menjadi aupair lagi. Kali ini negara yang saya tuju adalah Belgia. Karena persyaratan untuk menjadi aupair , hanya bisa sekali di satu negara selama setahun. Gak disangka, ketika saya sedang ngelepus tidur, hape saya berdering. Pas saya lihat, lah kok nomor luar negeri. Hadoh. Saya lupa perbedaan waktu Belgia,6 jam lebih lama. Jadi Belgia masih siang sedangkan Indonesia sudah malam. Akhirnya saya angkat saja. Lucunya saya cuma jawab : “ja ja, oke. Is goed” Padahal saya juga gak ngeh ini orang

Madiun, Pacitan Lalu Kembali ke Jakarta

Gambar
  Sudah lama sekali saya gak melanjutkan blog ini. Chapter terakhir ini mengenai perjalanan saya pulang, kembali ke Jakarta. Namun saya menyempatkan diri untuk mampir ke Madiun, mengunjungi teman lama sewaktu saya SMP. Saya kembali menulis untuk melakukan nazar saya agar menyelesaikan penulisan pengalaman backpacking di Indonesia sebelum hijrah ke Eropa. Karena niat saya ini dimulai sejak tahun 2012 lalu molor sampai beberapa tahun kemudian dan sekarang sudah tahun 2020 hahaha. (Aje gile, kemana aja lu Mal! :p) Entah kenapa saya memang proscatinator sejati. Meski begitu, saya masih ingin menuliskan chapter terakhir backpacking ini. Karena niat saya selanjutnya adalah menulis tentang   pengalaman hidup saya hijrah ke Eropa, yaitu Belgia. Semoga setelah ini saya jadi rajin menulis, please God , beri saya ilham, niat, dan waktu untuk menyalurkan hobi saya yang tersendat-sendat ini. Amin. Delapan tahun lalu, setelah pergi dari kota Malang….   Dari kota ini saya naik bis ke M
Gambar
Solo Backpacking    Sapi pergi ke Yogyakarta saya pergi ke jalan Ikan Piranha di Malang. Iya, nama jalannya memang Ikan Piranha. Saya sampe bengong, ketika di sms teman saya yang tinggal di sana. Kirain becanda, kenapa nama ikan sih nama jalannya??? Kenapa gak nama pahlawan gitu yang jelas lebih oke?? :P. Niat saya kali ini adalah mengunjungi teman lama, yang ketemu di Belanda. Saya pernah ikutan jadi aupair di negara ini, di kota Utrecht lebih tepatnya. Pada saat itulah saya ketemu Elisa. Kebetulan doski aupair juga, dan tinggal satu regio dengan saya. Meskipun masa aupair telah berlalu, kami tetap masih bertukar kabar. Baik lewat sms atau telepon. Berhubung Elisa tinggal di kota Malang, sekalian aja saya bertandang ke rumahnya untuk silahturahmi dan bernostalgia.    Untung jalan Piranha gak begitu jauh dari rumah bude saya. Tinggal beberapa kali angkot saya sampai di sana. Dan teman saya ini sudah nungguin dengan manisnya. Pake rok mini dan selalu tersenyum lebar, bekekekk
Gambar
Daredevils di pulau Sempu   Bermalam di pulau ini merupakan salah satu hal yang tidak akan saya lupakan. Memang sih ramainya amit-amit, tapi ketiadaan barang-barang elektronika membuat otak lebih relax . Anak-anak muda di tenda sebelah kami bermain dengan gitar sambil bernyanyi. Suara debur ombak yang menenangkan. Gak ada hal yang harus dipikirkan rasanya seperti blessing . Bintang-bintang bertebaran di langit malam, bintang jatuh setiap menit selalu muncul. Gugusan Bimasakti yang hanya dapat dilihat dari pulau ini, karena ketiadaan polusi cahaya. Arggh pengen rasanya balik ke masa ini! Huhuhu. *Sekarang saya hanya bisa menceritakan kembali tentang pengalaman saya ini dari meja belajar saya di rumah -______- .*   Paginya, ketika matahari masih malu-malu, kami terbangun. Saya kebelet pipis. Mas Edo menyarankan untuk pipis di pantai paling ujung dekat dengan karang. “Lu liat itu batu karang kan Mal? Ya udah lu jalan terus sampai sana, liat tempat yang sepi en pesing. Berarti it