Solo Backpacking
Sapi pergi ke Yogyakarta saya
pergi ke jalan Ikan Piranha di Malang. Iya, nama jalannya memang Ikan Piranha. Saya
sampe bengong, ketika di sms teman saya yang tinggal di sana. Kirain becanda,
kenapa nama ikan sih nama jalannya??? Kenapa gak nama pahlawan gitu yang jelas
lebih oke?? :P. Niat saya kali ini adalah mengunjungi teman lama, yang ketemu
di Belanda. Saya pernah ikutan jadi aupair
di negara ini, di kota Utrecht lebih tepatnya. Pada saat itulah saya ketemu Elisa. Kebetulan doski aupair juga, dan tinggal satu regio
dengan saya. Meskipun masa aupair
telah berlalu, kami tetap masih bertukar kabar. Baik lewat sms atau telepon. Berhubung
Elisa tinggal di kota Malang, sekalian aja saya bertandang ke rumahnya untuk silahturahmi
dan bernostalgia.
Untung jalan Piranha gak begitu
jauh dari rumah bude saya. Tinggal beberapa kali angkot saya sampai di sana.
Dan teman saya ini sudah nungguin dengan manisnya. Pake rok mini dan selalu
tersenyum lebar, bekekekke. Emang Elisa yang ini doyannya pake baju seksi.
Entah di Belanda or di Malang doski
mah egp aja. Sambil berjalan ke
rumahnya, kami bertukar cerita. Pada saat ini, dia sibuk mengikuti kursus massage spa. Doski senang dengan
kegiatannya yang sekarang, karena setelah lulus kursus nanti, akan dikirim ke
Eropa untuk bekerja. Karena itu doski happy-happy
aja menjalaninya.
Pemandangan di jalan Ikan Piranha
ini hampir sama seperti di Jakarta, dengan gang-gang kecilnya. Namun saya
perhatikan di sini justru lebih bersih daripada di Jakarta. Ketika masuk ke
gang rumahnya Elisa juga saya agak terpesona, karena gak kumuh. Jauuhhh sekali
dari kesan itu. Penuh dengan tanaman-tanaman hias. Hijau. Dan bersih. Teras rumahnya juga penuh dengan tanaman hias.
Membuat suasana menjadi sejuk. Rumah ini adalah rumah inti dari keluarga Elisa.
Karena memiliki saudara yang cukup banyak, sehingga rumah menjadi penuh orang.
Elisa juga memiliki saudara kembar, yang saya gak sangka-sangka. Aneh aja gitu
melihat teman yang punya saudara kembar. Untung aja dari karakter beda banget,
jadi gampang melihat yang mana Elisa dan yang mana saudara kembarnya. Hihi. Saya gak tidur di rumah ini, karena udah
kepenuhan orang, sehingga saya tidur di rumah kontrakan milik orang tua Elisa.
Yang masih agak jauhan dari rumah inti. Untungnya saya gak tidur sendiri tapi
ditemani Elisa, paling parno tidur sendirian di rumah kontrakan orang. Hiii!
Keesokan harinya Elisa harus pergi kursus
pijit, dan saya memutuskan untuk jalan-jalan sendiri di kota Malang. Saya ingin
melihat stadion kota Malang dan perpustakaan umumnya. Lalu makan bakso President
yang beken banget di kota ini. Stadion kota Malang (Gajayana) menjadi it list saya karena seorang teman yang
merekomendasikan untuk ke sana, siapa tahu saya bisa sekalian ketemu pemain
bola klub Arema ketika mereka sedang latihan.
Ternyata
sesampainya di sana, stadion sedang kosong L. Gak ada yang latihan bola. Dari stadion
Gajayana saya berjalan ke perpustakaan umum kota Malang. Seingat saya memang
gak gitu jauh letak perpus umumnya. Saya juga suka jalan kaki, menikmati
pohon-pohon rindang khas kota Malang.
Ketika sampai di sana, saya melihat ada pameran foto “Lensa Arema” yang
berkisah tentang kegiatan klub Arema, pertandingan sepak bola antar klub, fans
Arema dan lain sebagainya. Pameran foto ini dilakukan sebagai penyambutan ulang
tahun Arema Indonesia yang ke-24 pada bulan Agustus 2011 lalu. Pewarta foto Malang
Raya mengadakan pameran foto ini sebagai bentuk apresiasi bentuk kepedulian kepada
Arema Indonesia, sekaligus kepada pecinta dan pemerhati sepak bola pada
khususnya dan kepada pendukung setia Arema Indonesia, Aremania, pada umumnya.
Bakso President yang letaknya tepat di pinggir kereta api
Makyus!
Stadion Gajayana yang sepi…
Pameran foto Lensa Arema
Salah satu foto yang dipamerka
Saya sempat mengunjungi tempat
kursus Elisa. Tempatnya cozy, yah seperti tempat spa pada umumnya. Adem. Sempat mengobrol
juga dengan beberapa peserta kursus lainnya, mereka berharap dapat lekas pergi
bekerja di luar negeri. Tapi entah kenapa, meskipun mereka sudah siap dan
memiliki bekal keahlian massage yang
mumpuni mereka masih belom diberangkatkan.... Dari tempat ini Elisa dan saya
naik motor ke rumah temannya di daerah komplek Malang. Sebenarnya saya lupa
adegan ini, hehehe, adegan ketika saya berkunjung ke rumah teman Elisa yang
sudah berkeluarga. Namun saya masih ingat sedikit ketika gelap-gelapan naik
motor ke sana (latar waktu : malam hari), sambil cekikikan gak tau ngobrolin
apaan. Dan ketika di rumah temannya Elisa, ngobrol ngalor ngidul di beranda
rumah. Aahh, it was really nice to had
these memories.....
Malam terakhir di Malang, kami
makan bakso Malang dan untuk dessert-nya
kami mendatangi warung Angsle Ronde. Yang saya tau, ini makanan sejenis wedang
sekoteng dan dimakan selagi hangat :p. Supaya lebih jelas bisa lihat dari foto
di bawah ini :P
Angsle Ronde khas Malang
Elisa dan saya
numpang mejeng di warung Anglse :P
Dari kota Malang saya pergi ke
Madiun untuk mengunjungi sahabat lama. Sahabat
dari SMP. Saya ingat sekali, kalau saya suka nebeng makan gratis di warung
makan milik orang tuanya. Tapi sayang karena persaingan bisnis yang gak sehat,
warung makan tersebut bangkrut. Dan sahabat saya beserta orang tuanya pulang
kampung ke Madiun...... Off we go, this
one is for another blog J
Komentar
Posting Komentar