Snorkeling di pantai Bama, Lalu Mendapatkan Kejutan Menyenangkan Ketika Kami Tiba di Cottage
Di Baluran kami
harus menginap di sebuah cottage
dipinggiran savana. Sebenarnya sih
kami asik-asik aja dan gak gampang parno, tapi berhubung penjaga hutannya
bilang kalau di tengah savana tersebut pernah pernah dijadikan tempat untuk reality show Uka-Uka atau apa lah itu
namanya yang buat ngerekam hantu, setan, jin, you name it! Sapi dan saya perlahan tapi
pasti mulai mengkeret. Sapi niatnya
mau tidur bareng sama saya di satu tempat tidur tapi saya ogah. ”Et dah, body gw udah semok gini, lu masih mau nyempil? Udah yang penting
kita tidur satu kamar dah. Dan apapun yang terjadi, kalau salah satu di antara
kita kudu ke wc, harus bareng-bareng! Gak pake sendiri! Oke?!” Sapi akhirnya
menyetujui dan kami tidur di tempat tidur masing-masing.
Tidur pada malam pertama di Baluran bikin hati deg-degan terus, apalagi
kalau tiba-tiba mendengar suara-suara aneh di kejauhan sana. Semacam suara
lengusan kerbau, tapi mana ada kerbau macam kerbau sawah di tengah hutan gini. Jadi
ketika denger suara-suara yang aneh, asosiasi saya palingan itu banteng, kera,
atau binatang-binatang lainnya. Gak mau mikirin kalau savana depan cottage kami ini, bekas syuting Uka-uka,
hiii!
Paginya, kami pergi berkeliling di sekitar cottage. Masih memakai baju tidur, saya pede saja berpose sambil
berloncat-loncat di savana, menikmati pagi hari yang cerah. Kami juga sempat
memberi makan burung merak. Sebenernya bukan
berniat memberi makan, tapi lebih kepingin
memberi umpan supaya burung meraknya nongol.
Hahaha! Culas memang! Tapi susah ngumpanin burung meraknya, doi lebih
tertarik di semak-semak, menyembunyikan diri. Sedangkan kami gak punya keberanian untuk menghampiri,
karena sudah terbayang yang macam-macam. Takut ada ular di semak-semak sana. ….
Lebih takut lagi kalau tiba-tiba ada macan tutul yang lagi molor di
semak-semak. Ngeri abis kan…
Selesai ngalur-ngidul di sekitar cottage, kami menyewa sepeda gunung
untuk berkeliling Baluran. Niatnya kami akan mengunjungi pantai Bama dengan
bersepeda, lalu snorkeling di sana. Salah
seorang penjaga hutan memberi kami saran agar membawa sebatang kayu panjang untuk
mengusir kera-kera jika mereka mengganggu. Kera-kera ini biasanya berjalan
bergerombol, dan suka usil mencuri makanan. Kami juga disarankan untuk tidak
mengemil ketika ada kera-kera tersebut. Dan jaga jarak. Kami manggut-manggut
mengiyakan, dan segera naik sepeda untuk berkeliling. Baluran memiliki jalur
yang biasa digunakan oleh mobil-mobil penjaga hutan dan ojek-ojek yang keluar
masuk Taman Nasional ini untuk mengantarkan turis, baik lokal maupun asing.
Kami bersepeda mengikuti jalur. Sempat sesekali berhenti untuk menikmati
suasana dan berfoto ria. Saya suka sekali dengan pepohonan yang ada di taman
ini, sungguh seperti berada di luar Indonesia, yah semacam di Afrika sana,
pepohonan yang daunnya jarang. Kalau
anda pernah menonton Lion King-nya Disney, pasti paham pohon apa yang saya
bicarakan di sini. Hehehe.
Saya sudah mempersiapkan diri dengan memakai baju renang, jadi tinggal nyebur snorkeling aja deh.
Seperti ini kira-kira pohon yang saya jelaskan mirip dengan pepohonan di film kartun Lion King, hihi
Setelah menggenjot sepeda selama kurang lebih 3 km, akhirnya kami tiba di pantai Bama. Pantainya cukup unik, dan terlihat agak “imut’ karena pinggiran pantai Bama ini tidak begitu luas. Saya selalu membandingkan pantai-panti yang ada di Bali yang garis pantainya bisa panjang dan terlihat luas sekali. Yang menakjubkan dari pantai Bama adalah kami bisa melihat gunung yang menjadi sarang macan tutul di Taman Nasional ini. Jadi ketika kami ber-snorkeling, kami bisa mengambil foto laut beserta gunung. Sungguh pemandangan yang ajib! Kami juga menyewa paket snorkeling dari pos Bama ini. Dan di pos inilah kami bertemu dengan mahasiswa kelautan atau mahasiswa yang jurusannya berbau laut, hehehe. Saya lupa nama mereka, karena mereka bergerombol. *maaf yak*. Dan mereka ini, baik dan imut-imut sekali. Mereka sedang sibuk skripsi juga sepertinya, sehingga mereka menginap di pos ini untuk tugas laknat kuliah :P. Bukan bersenang-senang seperti kami ini, yang mengundurkan diri dari pekerjaan lalu pergi backpacking naik bus antar kota antar propinsi.
Sebelum nyebur, pemanasan terlebih dahulu supaya gak keseleo.
Ini pemandangan dari pantai Bama yang imut itu.
Di belakang kami terdapat gunung yang menjadi sarang macan tutul, hii!
Sebelum menyelam, berpose dahulu, lihatlah gaya Sapi dan saya, kenapa bisa berbarengan gini sih caur-nya?! Hahaha. Di sebelah kiri saya adalah adek-adek yang sedang sibuk dengan skripsinya kalau saya gak salah ingat…. Dududu :p
Selesai ber-snorkeling kami sempat makan di kantin yang ada di pantai Bama, lalu bercengkrama dengan adek-adek yang sibuk dengan tugas akhir mereka J
Kami pulang ke cottage sebelum matahari terbenam,
karena selain tidak ada cahaya lampu yang menerangi jalur pulang, kami takut
dengan kera-kera yang suka bergerombol ketika hari mulai malam. Menyaksikan
matahari terbenam di Baluran adalah salah satu pengalaman yang tidak akan saya
lupakan di perjalanan backpacking ini.
Selain dapat merasakan suasana savana Afrika, pepohonan yang unik, melihat
binatang-binatang (terkadang ada ular yang dengan santainya memotong jalan kami…..),
perpaduan warna jingga sore hari di padang savana Baluran sungguh magis. Saya
bersyukur dapat berkunjung ke Taman Nasional ini…..
Sunset di Baluran, dalam perjalanan menuju cottage
Ini yang membuat
perjalanan pulang menegangkan, gerombolan kera-kera yang menyeberang jalur
kami, huhuhu. Mau gak mau harus nunggu sampai mereka benar-benar hilang
dari pandangan.
Setibanya di cottage,
kami dikejutkan dengan dua scientist
yang menginap persis di sebelah kamar kami. OMG! Kami senang bukan kepalang! Akhirnya
ada temen satu cottage selain Sapi
haha! Dua scientist ini merupakan
sepasang suami istri dari USA. Mereka
ke Indonesia selain untuk jalan-jalan, tentunya untuk memperkaya knowledge mereka mengenai hewan-hewan
yang ada di Baluran. Kalau saya tidak salah ingat, sang suami menekuni bidang
biologi yang berhubungan dengan spesies burung tertentu. Dan sang istri saya
lupa menekuni bidang apa, hehehe *modus, yang diingat cuma perkataan lawan
jenisnya aja*
Sayangnya, mereka datang ketika hari terakhir kami. Jadi kami tidak terlalu
banyak menghabiskan waktu bersama mereka. Hanya sempat bercengkrama sebentar
dan mendengarkan celotehan sang suami yang bawel dan konyol. Serta dari mereka saya tahu ada pantai
tersembunyi yang agak jauh dari cottage,
yaitu Balanan. Mereka memang tidak mampir ke pantai tersebut, tapi mereka
hampir sampai ke pantainya. Aje gileee,
mereka kan jalan kaki, bisa sampai Balanan! Hahaha, dasar bule yang emang kuat jalan kaki. Kami akhirnya berfoto bareng bersama dua scientist tersebut, lalu pergi
melanglang buana ke kota Malang….
Hari terakhir di Baluran, sempat bercengkrama
dengan dua scientist ini..
Komentar
Posting Komentar